Informasi Tentang Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa Sawit

Magnesium dan kalium adalah dua hara penting dalam produksi kelapa sawit. Target hasil yang tinggi pada kelapa sawit tidak akan tercapai tanpa ketersediaan yang cukup dari hara makro esensial tersebut.

Siklus pertumbuhan kelapa sawit yang berlangsung selama 25 tahun ditandai oleh berbagai tahap pertumbuhan dimana setiap tahap memiliki kebutuhan haranya tersendiri untuk pertumbuhannya. Pada awal 3 tahun setelah tanam, terdapat peningkatan perlahan dalam penyerapan kalium dan magnesium oleh kelapa sawit. Setelah 3-5 tahun kemudian, penyerapan hara menjadi stabil pada tingkat penyerapan yang tinggi.

Kali ini akan coba dijelaskan serta memvisualisasikan peran Mg, K, S dan Boron bagi kelapa sawit sehubungan dengan interaksi tanah/tanaman, menekan respon hasil terhadap aplikasi Mg dan interaksinya dengan kation lain pada TBS dan pembentukan minyak sawit.

Grafik Kebutuhan Hara Kelapa Sawit

Grafik Kebutuhan Hara Kelapa Sawit

Untuk pemberian hara tanaman, industri pupuk menyediakan pupuk mineral bagi perkebunan kelapa sawit. Hara mineral merupakan unsur anorganik yang memiliki fungsi penting dan khusus dalam metabolisme tanaman.

Produk kalium dan magnesium dihadirkan di pasaran melalui K+S Kali GmbH. Perusahaan ini mengekstrak kalium dan garam mentah magnesium dari 6 tambang di Jerman, mengubahnya menjadi berbagai macam produk mineral berkualitas tinggi dan sedang untuk tujuan teknis, komersial dan farmasi.

K+S KALI GmbH merupakan produsen terbesar ke 4 di dunia dan yang terbesar di Eropa. Sedangkan sebagai produsen di bidang pupuk spesialisasi kalium sulfat dan magnesium sulfat (terutama ESTA Kieser-MAG dan Epson Salt), K+S KALI GmbH menduduki posisi terdepan di dunia.

Unsur kalium dan magnesium banyak terdapat dalam ekosistem alam kita. Mereka merupakan hara penting bagi tanaman, hewan dan manusia. Penemuan endapan pupuk kalium dan magnesium ini memungkinkan dilakukannya perbaikan dan defisiensi hara tersebut di bidang pertanian.

Di Jerman, endapan alami ini terbentuk 230 juta tahun lalu akibat penguapan air laut oleh sinar matahari selam periode Zechstein. Air bergaram di laguna yang terhalang oleh batasan dengan celah sempit menguap dan mengkristal.

Kondisi khusus selama fase penguapan oleh sinar matahari menghasilkan pembentukan endapan yang bukan saja kaya akan mineral kalium, tetapi juga mengandung magnesium sulfat. K+S KALI GmbH menambang garam mentah unik ini dengan bantuan peralatan yang aman bagi lingkungan, misalnya pemisahan elektrostatis, proses pelarutan dan pengkristalan kembali, dan mengubahnya menjadi pupuk berkualitas yang mengandung kalium, magnesium dan sulfur.

Pupuk K+S KALI GmbHProduk yang dihasilkan oleh K+S KALI GmbH diantaranya :

Kieserite Halus (Kiri) & Kieserite Butiran (Kanan)

Kieserite Halus (Kiri) & Kieserite Butiran (Kanan)

  • ESTA Kieser-MAG® halus :
    • Kieserite 26 + 21 (26 % MgO = magnesium oksida larut dalam air, 21 % S = sulfur larut dalam air)
    • merupakan pupuk sulfat berbasis magnesium dan sulfur yang dikhususkan untuk menyeimbangkan unsur hara dalam sistem pertanian instensif yang bertujuan untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas produksi yang tinggi
    • merupakan hasil ekstraksi mineral kieserite alami melalui proses pemisahan elektrostatis endapan garam yang aman lingkungan di Jerman
    • mengandung unsur hara magnesium dan sulfur dalam bentuk tersedia segera bagi tanaman (larut dalam air)
    • merupakan sumber Mg dan S bagi semua tanaman dalam semua jenis tanah tanpa dipengaruhi keasaman tanah
  • ESTA Kieser-MAG® butiran :
    • Kieserite 25 + 20 (25 % MgO = magnesium oksida larut dalam air, 20 % S = sulfur larut dalam air)
    • merupakan bentuk butiran dan ESTA Kieser-MAG halus yang mengandung 25% MgO dan 20% sebagai magnesium sulfat
    • cocok untuk semua jenis tanah karena kelarutannya yang tinggi tanpa dipengaruhi keasaman tanah
    • memiliki luas penyebaran yang sangat baik karena kerasnya butiran serta distribusi ukuran partikel yang tepat
    • cocok sekali untuk pencampuran dalam volume besar
    • ditambang dari endapan alami dan dibersihkan untuk penggunaan dalam pertanian organik sesuai peraturan EU-EC NO 834/2007 dan EU-EC NO 889/2008
KCL/MOP Halus (Kiri) & KCL/MOP Butiran (Kanan)

KCL/MOP Halus (Kiri) & KCL/MOP Butiran (Kanan)

  • KCL (MOP) – Muriate of Potash Standar
    • Kalium klorida 60 (60 % K2O Kalium oksida larut dalam air)
    • merupakan pupuk hara tunggal berkonsentrasi tinggi, mengandung 60 % K2O sebagai kalium klorida
    • merupakan pupuk kalium universal/umum yang cocok untuk semua tanaman yang toleran terhadap klorida dan dapat diaplikasikan pada semua jenis tanah
    • merupakan produk kristal yang halus, benar-benar bebas dari partikel yang lebih kecil dari 0,16 mm. KCL (MOP) powder/standar digunakan baik untuk pembuatan pupuk majemuk maupun aplikasi manual langsung pada kelapa sawit.
  • KCL (MOP) – Muariate of Potash Butiran
    • Kalium klorida 60 (60 % K2O Kalium oksida larut dalam air)
    • merupakan bentuk butiran dari KCL (MO) standar. Cocok untuk pencampuran dalam volume besar dan penyebaran pupuk secara mekanik yang disebabkan oleh butirannya yang seragam dan padat.
Korn-Kali (Kiri) & Korn-Kali+B (Kanan)

Korn-Kali (Kiri) & Korn-Kali+B (Kanan)

  • Korn-Kali® Lebih dari sekedar MOP
    • Kalium klorida dengan Magnesium 40 (+6+3+4)
      • 40 % K2O = Kalium oksida larut dalam air
      • 6 % MgO = Magnesium oksida larut dalam air
      • 4 % S = Sulfur larut dalam air
      • 3 % Na = Sodium larut dalam air
    • merupakan gabungan pupuk kalium, magnesium dan sulfur dengan 40 % K2O sebagai kalium klorida, 6 % MgO dan 4 % S sebagai magnesium sulfat (ESTA Kieser-MAG)
    • mengandung kalium, magnesium dan sulfur semuanya berbentuk larut dalam air, karena itu, nutrisi langsung tersedia bagi tanaman tanpa dipengaruhi oleh keasaman tanah
    • efektif untuk semua jenis tanah dan cocok untuk semua jenis tanah dan cocok untuk semua tanaman yang toleran terhadap klorida
    • merupakan pupuk butiran dengan karakteristik penyebaran yang sangat baik
    • karena distribusi ukuran artikel yang baik, Korn-Kali sangat cocok untuk pencampuran dalam volume besar
  • Korn-Kali®+B Lebih dari sekedar Korn-Kali
    • Kalium klorida dengan Magnesium 40 (+6+3+4)
      • 40 % K2O = Kalium oksida larut dalam air
      • 6 % MgO = Magnesium oksida larut dalam air
      • 4 % S = Sulfur larut dalam air
      • 3 % Na = Sodium larut dalam air
      • 0,08 % B = Boron
    • merupakan gabungan pupuk dari :
      • Kalium dalam bentuk MOP
      • Magnesium dan sulfur dalam bentuk ESTA Kieser-MAG
      • Boron dalam bentuk sodium borat
    • mengandung semua hara yang sepenuhnya larut dalam air, sehingga langsung tersedia bagi tanaman tanpa dipengaruhi oleh keasaman tanah
    • memastikan penyerapan dan penggunaan K, Mg dan B yang efektif oleh tanaman karena distribusi hara yang merata pada setiap aplikasi
    • merupakan roduk butiran dengan karakteristik penyebaran yang sangat baik karena distribusi ukuran partikel yang baik sehingga Korn-Kali+B sangat cocok untuk pencampuran dalam volume besar.

Produk-produk K+S KALI menjalani quality control yang sangat ketat sebelum sampai ke pelanggan. Berdasarkan DIN/ISO 9000-9004 K+S KALI telah memperkenalkan pengelolaan mutu, yang bertujuan pada pengawasan yang terus menerus dan penyempurnaan mutu produk dalam seluruh rantai produksi, mulai dari tambang sampai pada penyelesaian di gudang. Hal ini merupakan bagian penting dalam filosofi perusahaan, menjaga kepercayaan pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan juga perkembangan di masa mendatang. Pengelolaan mutu meliputi semua kegiatan sangatlah penting dalam dedikasi seluruh team untuk mengoptimalkan produk pupuk dan pelayanan sesuai dengan permintaan pasar. Disamping pengelolaan mutu internal, semua produk juga menjalani analisa sample yang dilakukan oleh laboratorium sebelum pengiriman. Analisa pupuk tersebut meliputi kemurnian, kandungan hara, pengukuran butiran, karakteristik aliran dan anti-debu.

Sebagai salah satu produsen pupuk kalium terbesar, K+S KALI GmbH memiliki cabang-cabang penjualan dan kerjasama di seluruh dunia. Dalam kerjasama yang erat dengan perwakilan lokal dan regional, jaringan distribusi dunia telah dibentuk untuk memenuhi kebutuhan kuantitas dan kualitas dari pelanggan. Selanjutnya K+S KALI GmbH memiliki departemen bimbingan pertanian dimana agronomis dengan keahlian tersendiri menunjang perwakilan lokal dengan pengetahuan mereka.

Dari lokasi pertambangan dan prosesing di Jerman, pupuk K+S KALI telah disuplai ke petani di seluruh dunia. Di Jerman dan Eropa, truk dan kereta api serta perahu kecil menjadi alat transportasi paling dominan yang digunakan. Tujuan ekspor ke luar negeri dicapai dengan kapal pengangkutan yang besar. Teknologi terkini dalam logistik dan pelayanan profesional merupakan pondasi yang sangat menonjol. Pengiriman dengan kapal melalui dok pupuk milik K+S KALI GmbH dari pelabuhan Hamburg menjamin kepercayaan pengiriman dan ketepatan waktu kepada customer di seluruh dunia.

Magnesium Di Dalam Tanaman

Magnesium memiliki banyak fungsi dalam metabolisme kelapa sawit. Fungsi yang dominan dari Mg dalam tanaman adalah perannya sebagai atom pusat dari molekul klorofil, pigmen hijau dalam daun yang memerangkap energi cahaya yang dibutuhkan untuk berfotosintesa.

Fungsi Magnesium dalam tanaman

Fungsi Magnesium dalam tanaman

Disamping menjadi bagian dari klorofil, Mg juga terlibat dalam reaksi karboksilase dalam fotosintesis, disebut sebagai coenzim dalam fiksasi CO2. Mg dibutuhkah dalam semua proses yang memerlukan energi, misalnya sintesa pati, protein dan vitamin, mengasimilasi transport ke daun-daun dan cabang buah serta dibutuhkan dalam berbagai enzim yang berkaitan dengan biosintesa asam lemak dan minyak.

Magnesium Di Dalam Tanah

Mg diserap oleh tanaman sebagai Mg2+ dari larutan tanah. Penyerapan tersebut tergantung pada Mg2+ dalam larutan tanah, keasaman tanah, persentase kejenuhan Mg pada kapasitas tukar kation (KTK) dan jumlah kation dapat ditukar lainnya (Ca2+, K+, Na+ dan NH4+). Mg2+ dalam larutan tanah adalah berada dalam keseimbangan dengan Mg dapat ditukar yang diserap pada bagian negatif dari mineral liat dan humus. Penyerapan Mg2+ sangat rentan dalam persaingan dengan kation lain. Rasio Ca/Mg yang tinggi pada pertukaran kompleks atau penggunaan terus menerus dari bahan pengapuran tinggi yang dapat meningkatkan rasio Ca/Mg memicu defisiensi Mg dalam tanaman tertentu.

Penghambatan Pertumbuhan yang disebabkan keasaman tanah

Penghambatan Pertumbuhan yang disebabkan keasaman tanah

Dalam tanah mineral asam, Al3+ menjadi kation yang dominan dari pertukaran kompleks, membentuk jenis racun larut air yang menghambat pertumbuhan akar. Al pemicu penekanan pertumbuhan akar ini dapat dikurangi dengan suplai magnesium yang memadai.

Magnesium mengurangi emicu penekanan pertumbuhan oleh Alumunium (Al)

Magnesium mengurangi pemicu penekanan pertumbuhan oleh Alumunium (Al)

Kalium Di Dalam Tanaman

Kalium dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak untuk peningkatan produksi (ukuran dan jumlah tandan) dan meningkatkan mutu tanaman. Berlainan dengan unsur-unsur lainnya, kalium tidak merupakan unsur yang stabil dalam senyawa organik. Kalium berada dalam seluruh organ dan sel tanaman serta memiliki banyak fungsi bagi tanaman.

  • Kalium berperan penting dalam konversi cahaya menjadi energi biokimia selama proses fotosintesa
  • Kalium meningkatkan kecepatan aliran hasil asimilasi dari daun (sumber) ke organ tanaman lainnya (misalnya tandan buah dan akar)
  • Kalium meningkatkan penyimpanan hasil asimilasi sebagai akibat dari peningkatan produksi dan meningkatkan translokasi karbohidrat
  • Kalium meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen melalui percepatan konversi nitrogen menjadi protein
  • Tanaman yang disuplai dengan K secara berlimpah dapat lebih efisien dalam memanfaatkan kelembaban tanah daripada tanaman yang kekurangan K.

magnesium-di-dalam-tanaman-sawitKalium Di Dalam Tanah

Di dalam tanah, kalium biasanya dibedakan dalam empat kategori, yaitu :

  • Kalium sebagai komponen dari mineral tanah
  • Kalium tak dapat ditukar (K terikat)
  • Kalium dapat ditukar (terbatas pada permukaan tanah liat dan bahan organik)
  • Kalium dalam larutan tanah

Kalium dapat ditukar dan tidak dapat ditukar berada dalam keadaan seimbang juga dengan K dalam larutan tanah. Kalium mudah ditransfer antara kategori tersebut.

kalium-di-dalam-tanahKalium sebagai ion K+ diserap secara aktif oleh akar kelapa sawit terutama dari larutan tanah. Sebagian besar kalium yang dibutuhkan tanaman diangkut dengan aliran massa (aliran air yang bergerak ke akar tanaman) dan dengan difusi. Keefektifan K+ dari larutan tanah dalam pemberian hara bagi tanaman dipengaruhi oleh adanya kation lain terutama kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+).

Pentingnya Kalium Dalam Produksi Kelapa Sawit

Sehubungan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dari kelapa sawit, kebutuhannya akan hara juga sangat besar. Dari semua unsur hara penting, kalium diserap dalam jumlah paling besar. Karena itu, kalium memainkan peranan penting dalam hara tanaman dan dikenal sebagai kation terpenting dalam fisiologi tanaman.

Penyerapan Nutrisi pada setiap 25 ton TBS (kg/ha) sbb :

Produksi ton/ha N PO KO MgO S
25 ton TBS 190 60 300 100 30

Kalium terlibat dalam banyak fungsi biokimia dan secara positif mempengaruhi hasil pada berbagai jenis tanah (ukuran tandan dan jumlah tandan). Dengan tambahan nitrogen, kalium menyebabkan efek sinergis yang meningkatkan pertumbuhan, hasil per tandan dan rasio minyak/tandan.

Untuk kebanyakan tanah, kandungan kalium normal pada Frond No. 17 adalah antara 0,9% dan 1,3% tergantung dari umur kelapa sawit, kelembaban tanah atau total kation daun.

Pengaruh peningkatan pemupukan Kalium dan kandungan K pada daun :

Perlakuan

Hasil ton TBS/ha/tahun

Hasil Relatif

% Kandungan K bahan kering daun

K₀

15,82

100

0,87

K₁

18,36

116

1,10

K₂

19,38

123

1,16

  • K₁ = 1,5 kg MOP/tanaman/tahun
  • K₂ = 3,0 kg MOP/tanaman/tahun

Sumber : mengikuti Taniputra dan Panjaitan (1981)

Pentingnya Sulfur Bagi Produksi Kelapa Sawit

Sama seperti magnesium, sulfur ternasuk dalam 6 unsur makro dan biasanya diserap sama seperti penyerapan fosfor dan magnesium oleh tanaman. Total kandungan sulfur dalam tanaman beragam antara 0,2 % dan 0,5 % bahan kering. Sulfur terlibat dalam beragam proses metabolisme tanaman, misalnya fotosintesa, pembentukan gula dan pati, asam amino dan protein juga sintesa minyak dan lemak.

Terdapat bentuk sulfur dalam tanah, yaitu bentuk organik dan anorganik. Pada tanah yang umumnya tidak mengandung kapur tinggi, 90% dari total S yang dalam bentuk organik. Sedangkan Sulfur anorganik sulfur adalah bentuk larutan SO₄²⁻, bentuk SO₄²⁻ terserap, bentuk SO₄²⁻ tidak larut air dan senyawa anorganik tereduksi.

Sulfur diserap oleh akar kelapa sawit sebagai ion SO₄²⁻ dari larutan tanah yang diangkut melalui proses difusi dan aliran massa ke akar.

Sumber sulfur lain dalam tanah adalah dari deposit atmosfir SO₂, dimana khususnya bagi negara industri telah bertahun tahun menjadi sumber hara penting, tetapi juga merupakan beban lingkungan yang berat. Karena itu dengan diterapkannya teknologi anti polusi udara, sumber sulfur tersebut telah berkurang drastis dan fenomena defisiensi sulfur menjadi meluas.

Gejala defisiensi sulfur sama dengan gejala defisiensi nitrogen. Pada awalnya anak daun berwarna pucat dan kecil dan pada defisiensi akut, daun terlihat bercak coklat kecil nekrotik. Gejala defisiensi sulfur jarang dijumpai pada kelapa sawit bila S yang memadai diberikan melalui pemupukan ammonium sulfat (AS) dan/atau ESTA Kieser-MAG.

Gejala Kekurangan Sulfur pada Kelapa Sawit

Gejala Kekurangan Sulfur pada Kelapa Sawit

Pentingnya Boron Bagi Produksi Kelapa Sawit

Dibandingkan dengan magnesium dan kalium, boron merupakan unsur mikro terpenting dalam kebutuhan hara kelapa sawit. Kelapa sawit dewasa mengakumulasi boron sampai dengan 0,5 kg/hektar pada biomassa tanah lapisan atas.

Terdapat empat bentuk boron di dalam tanah :

  • Terikat pada batu dan mineral
  • Terserap pada permukaan liat
  • Bergabung dengan bahan organik
  • Sebagai asam boraks tak terionisasi bebas (H₃BO₃) dan B(OH)₄ dalam larutan tanah

Proses penyerapan boron oleh tanaman sampai sekarang masih belum diketahui secara lengkap. Asam boraks yang tak terikat mungkin merupakan bentuk yang paling efektif, yang diangkut dalam larutan tanah oleh aliran massa dan/atau proses difusi. Penyerapan boron oleh tanaman adalah suatu proses pasif dimana pergerakan H₃BO₃ merupakan respon dari perpindahan konsentrasinya dalam xylem ke tempat yang kadar air paling banyak berkurang.

Boron berperan penting dalam pemanjangan akar, pembentukan karbohidrat dan dinding sel, mempengaruhi sintesa protein dan pengaturan sintesa asam nukleat.

Ciri-ciri defisiensi Boron

Ciri-ciri defisiensi Boron

Defisiensi boron merupakan masalah kekurangan hara mikro terbanyak dalam kelapa sawit. Kekurangan boron terjadi pada lapisan dimana B (boron) mudah sekali tercuci (curah hujan tinggi, tanah berpasir dan tanah gambut).

Gejala kekurangan Boron (B) yang khas dapat dikenali dengan daun keriting, daun tulang ikan, daun berkait dan daun kecil.

Defisiensi Kalium Pada Tanaman Kelapa Sawit

Tanah miskin akan kalium yang tersedia bagi tanaman lebih banyak terdapat di daerah tropis daripada di daerah subtropik.

Dalam kelapa sawit, kalium adalah unsur hara yang paling banyak dibutuhkan selama setahun setelah tanam. Kandungan kalium dari tandan buah berkisar 0,65 % dari berat tandan, sedangkan kandungan kalium pada berat kering bagian vegetatif tetap konstan terdapat di sepanjang siklus hidup tanaman tersebut (sekitar 1,0 – 1,3 %).

Defisiensi K terjadi pada tanah yang mengandung sangat sedikit ion K yang dapat ditukar. Terutama di tanah berpasir dan tanah gambut. Defisiensi Kalium banyak terjadi karena besarnya pencucian akibat curah hujan yang tinggi. Lebih jauh lagi, defisiensi K terjadi dimana akar tidak dapat menembus ke lapisan tanah yang lebih dalam karena adanya daerah tanah yang kedap air.

Sejumlah gejala telah ditemukan berhubungan dengan defisiensi kalium pada tanaman kelapa sawit dewasa. Bercak kuning merupakan gejala defisiensi kalium yang paling umum yang ditandai dengan bercak kecil yang pada awalnya berwarna hijau pucat, lalu perlahan berubah menjadi kuning sampai jingga kekuningan dan bercak tersebut membesar diantara tulang daun sampai melampaui batas tulang daun.

Gejala yang kedua disebut belang putih (White stripes) dan sering menunjukkan defisiensi K bersama dengan ketidakseimbangannya Kalium dan Nitrogen serta kemungkinan kurangnya boron. Belang putih seperti pensil ini terjadi pada tulang tengah pada kedua belah daun dan terlihat tembus pandang.

Ciri-ciri defisiensi Kalium pada Kelapa Sawit

Ciri-ciri defisiensi Kalium pada Kelapa Sawit

Defisiensi Magnesium Pada Kelapa Sawit

Magnesium sebagai pupuk telah lama diabaikan oleh perkebunan kelapa sawit di waktu yang lampau dan menyebabkan terjadinya defisiensi magnesium yang meluas. Defisiensi Mg terjadi pada tanah yang mengandung sangat sedikit magnesium dapat dipertukarkan dan pada tanah yang lapisan atasnya tererosi. Lebih jauh lagi, akibat keadaan cuaca yang secara nyata menyebabkan miskinnya unsur magnesium pada tanah karena pencucian, mengarah kepada percepatan berkurangnya unsur hara tersebut pada tanah. Pemupukan dengan Kalim (K) dan Kalsium (Ca) yang tinggi dan berlebih dapat menyebabkan defisiensi Magnesium (Mg) karena pengaruh berlawanan dan ketidakseimbangan penyerapan unsur-unsur hara tsb.

Magnesium (Mg) yang tidak terikat memiliki mobilisasi sangat tinggi dalam tanaman dan sangat mudah ditranslokasikan dari daun dan jaringan yang lebih tua ke yang lebih mudah, misalnya biji-bijian, buah dan lain-lain. Gejala defisiensi magnesium dalam kelapa sawit ditandai oleh kelainan warna yang seragam pada anak daun, dan pada pelepah yang tua, berkisar dari warna kuning sampai kuning jingga. Defisiensi magnesium paling jelas terlihat di bawah radiasi paparan sinar matahari tinggi pada saat musim kering/kemarau. Karena itu, antara sesama pekebun sering menyebut gejala tersebut terbakar karena panas matahari dan jarang dihubungkan kepada defisiensi magnesium. Pengaruh yang berhubungan dengan hal tersebut adalah mobilitas Mg dalam tanah menurun pada kondisi yang kering yang juga akhirnya mengurangi penyerapan hara tersebut oleh tanaman. Penyediaan magnesium (Mg) yang rendah memicu buruknya retranskolasi dan akumulasi pati dalam daun dan aktifasi O₂ mengakibatkan terbentuknya radikal beracun sehingga terjadi klorosis dan nekrosis pada anak daun. Dengan demikian “terbakar matahari” merupakan suatu gambaran dari defisiensi magnesium (Mg) laten pada intensitas paparan cahaya yang tinggi.

Ciri-ciri defisiensi Magnesium (Mg) pada Kelapa Sawit

Ciri-ciri defisiensi Magnesium (Mg) pada Kelapa Sawit

Sumber-Sumber Magnesium Mempengaruhi Produktivitas Kelapa Sawit :

Selama ketersediaan magnesium (Mg) menjadi hal yang sangat penting bagi peningkatan hasil TBS dan tingkat ekstrasi minyak sawit, sangatlah mutlak diperhatikan karekteristik pelepasan hara magnesium dari pupuk-pupuk yang dipakai untuk menyediakan hara magnesium bagi kelapa sawit secara berkesinabungan.

Secara prinsip, ada tiga bentuk magnesium yang berbeda yang dapat diaplikasikan ke tanah yakni :

  • Bentuk Oksida (magnesium oksida dan batuan kapur)
  • Bentuk karbonat (dalam magnesit dan dolomit)
  • Bentuk Sulfat (ESTA Kieser-MAG dan bentuk magnesium sulfat lainnya)

Bentuk fisikokemikal dari pupuk magnesium (Mg) adalah sangat penting dalam pemakaiannya di perkebunan kelapa sawit. Mg Oksida dan karbonat (dolomit) memiliki sifat yang sangat lambat larut (dibandingkan dengan ESTA KIeser-MAG) dalam tingkat pelepasan Mg yang dibutuhkan sangat tinggi oleh tanaman.

Dolomit dapat dipakai sebagai bagian dari menjaga tingkat kebutuhan Mg pada tanah-tanah asam tetapi sifatnya sangat lambat larut dan tidak seefektif seperti ESTA Kieser-MAG atau Calsium Super/Calponit/Canita dalam mengoreksi kekurangan Mg dan mensuplai tanaman dengan magnesium yang cukup.

ESTA Kieser-MAG adalah bentuk alami Magnesium yang larut secara bertahap dan tidak tergantung pada pH tanah dan menyediakan tanaman kelapa sawit secara kontinyu dua hara penting yaitu Mg dan S. Berbeda dengan pupuk MgSO₄ yang lainnya, dimana bahan dasar pembuat pupuk tersebut adalah reaksi kimia dan merupakan bahan-bahan hasil sampingan suatu industri. Ciri-cirinya adalah kandungan Mg yang sangat variatif, struktur bentuk yang jelek (tepung) dan kemungkinan tercemar oleh kandungan logam berat.

Sumber-sumber-magnesiumPenyerapan hara tanaman pada akar tanaman kelapa sawit, umumnya berada pada 50 cm pertama pada profil tanah, dimana penyerapan tertinggi adalah di 30 cm dari permukaan tanah. Usaha untuk mengaduk dan mencampur pupuk-pupuk dengan tanah untuk memperbaiki tingkat kelarutannya biasanya tidak mungkin dilakukan karena bagian atas jaringan akar akan rusak dan penyerapan hara dapat terhambat.

Pengaruh aplikasi permukaan dari dua tipe pembawa Mg (ESTA Kieser-MAG dan Dolomit) pada Mg tanah yang dapat dipertukarkan telah dipelajari pada tanaman kelapa sawit. Hasilnya menunjukkan bahwa dolomit , karena daya larutnya rendah, hanya meningkatkan kandungan Mg tanah yang dapat dipertukarkan pada lapisan teratas tanah saja, lain halnya dengan magnesium yang bersumber dari ESTA Kieser-MAG atau Calsium Super mampu menembus laisan tanah lebih dalam lagi.

Pemberian-magnesium-di-permukaan-tanahPengaruh bahwa magnesium yang berasal dari ESTA Kieser-MAG menembus lebih dalam ke tanah dibandingkan dengan Mg yang berasal dari dolomit (setelah aplikasi di permukaan tanah) memberikan pengaruh yang sangat nyata pada pertumbuhan akar tanaman. Pengaruh perbaikan pertumbuhan akar telah diteliti pada tanaman hutan pada tanah asam di Jerman. Hasil pengamatan dan percobaan ini menunjukkan bahwa dolomit yang memiliki sifat kelarutan yang lambat larut dalam melepaskan magnesiumnya, hanya memberikan pertumbuhan akar yang baik pada 10 cm lapidan tanah teratas. Sedangkan pada lapisan tanah teratas. Sedangka pada laisan tanah lebih dalam lagi pertumbuhan akar tertekan dan lebih pendek pengaruh ini adalah mungkin pertumbuhan akar lebih baik pada kondisi diman lingkungan yang sangat sesuai dan kecukupan Mg dan Kalsium (Ca), dibandingkan dengan kontrolnya. Penjelasan dimana penetrasi yang lebih dalam pada lapisan tanah yang asam tidak mendukung untuk hal tersebut. Pada kasus Kieserite, dimana kelarutan Mg-nya tidak tergantung pada pH tanah, dan lebih dalam dapat menembus lapisan tanah, dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi perkembangan akar-akar yang lebih dalam lagi. Hal ini menjadi bukti yang sangat penting untuk menunjukkan kelarutan magnesium pada ESTA Kieser MAG dimana dapat memperbaiki pertumbuhan akar yang lebih baik dalam mengambil hara-hara lainnya seperti N, P, K dan Mg di lapisan tanah yang lebih dalam.

magnesium-dan-aplikasinya-di-permukaan-tanahAnda tertarik ingin memesan Pupuk tersebut? Silahkan kontak kami 0811 614 051 – 0823 6754 7077.

Share to your friends...

Leave a Reply